William Ricketts Sanctuary, Victoria. |
"Anak sulung yang kami besarkan oleh cinta tidak akan kalah dengan hal yang bukan cinta. Terkadang memang terlihat tidak mudah tapi bukan berarti tidak mungkin. Diri sendiri suka membuat kejutan, yang dikira tidak bisa justru melampaui ekspektasi. Intinya percaya pada diri sendiri, bahkan ketika kamu tidak bisa." - DS.
Ketika ada yang bertanya "bagaimana perasaanmu?" atau pertanyaan paling umum sekalipun, "apa kabar?" kebanyakan dari korban kekerasan emosional akan menjawab "aku baik-baik saja." dan tentu, itu sebuah kebohongan besar.
Mungkin, inilah caraku menjelaskan keadaan yang sebenarnya setelah mengalami kekerasan emosional.
Seperti naik rollercoaster. Ada hari di mana aku sangat bersemangat menjalani hari-hariku, mengejar mimpiku, bahkan aku bisa bilang dengan yakin kalau aku sangat bersyukur sudah berpisah dengan dia, aku bisa bersenang-senang dengan teman-temanku, aku siap membuka pintu-pintu kesempatan. Tapi, ada juga hari yang bahkan untuk bangun dari tempat tidur saja aku tidak sanggup. Teriakan, bentakan, kata dan kalimat yang mengiris hati itu terngiang, bahkan aku bisa mendengar suaranya. Ya, suara teriakannya. Jantungku berdegup kencang, kepala dan telingaku sakit, dan aku hanya bisa menangis, berusaha untuk bernapas karena rasanya seperti ada yang mencekik leherku.
Bagi sebagian orang, mungkin lebih buruk atau mungkin tidak separah itu. Jika orang lain tahu, akan ada yang menghakimi "ya ampun, berlebihan sekali. Masa sampai segitunya?" karena mereka tidak tahu. Mereka tidak bisa memahami perasaan survivors, jangan merasa sedih dan kecewa ketika orang lain bereaksi jauh dari harapan. Ingat, mereka hanya bisa membayangkan. They didn't understand how it feels like.
Itulah kenapa hanya kamu yang bisa menolong dirimu sendiri.